• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Krajan ART Festival 2023 “Merawat Keragaman Budaya”.

    Rabu, 13 Desember 2023, Desember 13, 2023 WIB Last Updated 2023-12-14T01:18:34Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini



    Media DNN - Jawa Tengah | Desa Krajan, kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu mutiara terpendam di Sukoharjo yang perlu digali, di Desa Krajan, Gatak mempunyai sejarah dijaman lampau saat negeri Ini msh dalam penjajahan Belanda terutama dalam bidang pertanian. rabu 13/ 12/ 2023 .

    Khusunya tanaman tembakau, pada umumnya ditanam pada dataran ringgi ataupun pada daerah yang berudara dingin. Namun dikrajan terdapat tanaman tembakau, dan itu sejak jaman dahulu sudah ada. Ini bisa dilihat dari ciri ciri petak sawah yang ada, jika dilihat dari lahan persawahan jika ada petak sawah yang melintang, sedangkan sawah yang lain membujur itu bisa dipastikan jaman dahulu ditanami tembakau kata Sarjono (Kepala Desa Krajan).

    Disisi lain Desa Krajan terutama Dk. Kauman merupakan sentra industri rumahan pakain jawa (beskab ; bhs jawa), peci ,blangkon dan warangka keris. Sedangkan geografisnya terdapat hamparan sawah yang sangat luas. Dengan melihat potensi tersebut, Garasi Seni Callista (GSC) yang diketua Yoyok Eko seorang tokoh muda serta pegiat Sosial & Budaya di Sukoharjo, menggagas diselenggarakannya KRAJAN ART FESTIVAL 2023 dengan judul Merawat Keragaman Budaya yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 16 Desember 2023 yang bertempat di Gedung Ijo Desa Krajan, Kec. Gatak, Kab. Sukoharjo mulai pukul 08.00 WIB sampai pkl. 23.30 WIB . Adapun dalam acara festival tersebut, akan menampilkan beberapa potensi kesenian di desa krajan, diantaranya reog, rebana, gladen jemparingan serta acara inti adalah seni tayub. Seni tayub sendiri saat ini hampir punah ditengah masyarakat Sukoharjo & sekitarnya.Sedangkan tayub seniri mempunyai filosofi bermasyarakat yang sangat bagus. Tayub artinya ditata ben guyub artinya saat menaripun harus teratur. Namun tayub pada saat dulu sering diiringi dengan pesta miras. Namun kali ini kami ingin merubah statmen tersebut miras diganti dengan minum jamu gendong kata Yoyok Eko. Ini moment bagus untuk membudayakan masyarakat agar suka dan gandrung minum jamu gendong, apalagi jamu gendong sudah diakui atau ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB) beberapa hari lalu. Jamu sebagai Representative List Of The Intengible Culture Haritage Of Humanity. Kita ketahui bahwa Sukoharjo merupakan Kota jamu di terbukt dengan adanya pasar jamu di Kecamatan Nguter, Cafe Jamu serta patung jamu gendong & pak tani yang sudah berdiri puluhan tahun di Bulakrejo. Semoga dengan adanya evnt ini membangkitakan dan memberi support kepada masyarakat agar terus merawat keragaman asli budaya kita, menciptakan Sukoharjo dalam bidang pariwisata. Harapan kami, ada sebuah event tahunan yang menjadi agenda wisata khusunya dalam menmapilkan kesenian atau seni tradisi dan seni tradisi semakin tumbuh berembang di bumi Sukoharjo. Tutup Yoyok Eko ketua Garasi Seni Callista sekaligus Tokoh Muda dan penggiat Sosial dan Budaya , yoyok eko pungkasnya .( red/ kabul)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini