masukkan script iklan disini
Inisiatif ini, yang merupakan hasil kerjasama antara Kraton Yogyakarta dan PLN Energi Primer Indonesia (EPI), mengikuti semangat Kraton Hamemayu Hayuning Bawana.
Program tersebut bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat dalam meningkatkan kualitas lingkungan, sosial, tata kelola pangan, konservasi air, dan energi. Salah satu aspek utamanya adalah penanaman berbagai jenis tanaman, termasuk indigofera, kalianda, gamal, dan gmelina.
Antonius Aris Sudjatmiko, Direktur Utama Biomassa PLN EPI, menjelaskan bahwa sejak penanaman perdana oleh Gubernur DIY pada tahun 2023, program ini telah menunjukkan perkembangan signifikan. Dengan penanaman ribuan bibit tanaman, termasuk pohon indigofera, diharapkan dapat menjadi sumber biomassa yang berkelanjutan di masa depan.
Selain itu, PLN EPI juga menyumbangkan 20 ekor kambing jenis Etawa sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR) mereka, dengan tujuan untuk mengoptimalkan produksi susu dan memastikan keberlanjutan ekonomi lokal.
Kepala Bebadan Pangreksa Loka, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo, menjelaskan bahwa tanaman pakan yang ditanam memiliki fungsi multifungsi, termasuk sebagai sumber energi biomassa. Ini membuka peluang bagi lahan yang sebelumnya tidak produktif untuk memberikan manfaat bagi masyarakat di masa depan.
Analis Kebijakan Ahli Madya Deputi Bidang Koordinasi PLK Kemenko Marves, Fatma Puspitasari, memberikan apresiasi terhadap upaya kerjasama antara Keraton dengan CSR PLN EPI dalam mewujudkan ekonomi sekuler yang berkelanjutan. Harapannya, program ini dapat menjadi contoh bagi daerah lain yang menghadapi kendala lahan kritis untuk mencapai kemandirian ekonomi.
Program ini juga mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak karena berhasil mengubah lahan yang sebelumnya kosong dan tandus menjadi hijau dan produktif. Marrel menekankan bahwa manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh masyarakat setempat tetapi juga bagi kondisi alam di Gunungkidul secara keseluruhan.
Dengan adanya peningkatan kualitas lingkungan dan pendapatan ekonomi masyarakat setempat, diharapkan Desa Ekonomi Hijau di Kalurahan Gombang menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan memajukan perekonomian lokal.
Selain itu, Fatma Puspitasari juga menambahkan bahwa kerjasama ini menunjukkan bagaimana suatu sistem dapat dirancang untuk memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan. Kemenko Marves berkomitmen untuk terus mendukung dan memperluas inisiatif seperti ini guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia.
Diharapkan dengan terus berlanjutnya program ini, akan ada lebih banyak lagi desa-desa di seluruh Indonesia yang dapat mengadopsi model Desa Ekonomi Hijau untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.
( Ctr Bayu )