masukkan script iklan disini
Pohon randu alas, yang telah mengakar selama lebih dari 350 tahun, tumbang. Dengan diameter mencapai 7 meter, pohon megah ini menjadi pusat perhatian karena kebesarannya yang menakjubkan.
Lurah Ngeposari, Ciptadi, menyampaikan saat di wawancarai awak media Jumat (15/03/2024), bahwa insiden tersebut tidak hanya melibatkan satu pohon. Sekitar 143 pohon lainnya juga roboh, dengan dua di antaranya menimpa rumah warga.
Evakuasi segera dilakukan, dan masyarakat desa bergabung dalam kerja bakti yang luar biasa untuk memberikan bantuan kepada para korban.
Dengan semangat gotong royong yang menyala, mereka tidak hanya membersihkan puing-puing, tetapi juga turut serta dalam rekonstruksi rumah yang rusak akibat tumbangnya pohon.
Sementara itu, penanganan lanjutan terhadap pohon randu yang tumbang masih menunggu keputusan resmi. Namun, prioritas evakuasi diberikan pada cabang-cabang yang merusak area pertanian warga, demi meminimalkan dampak yang lebih lanjut.
Lurah Ciptadi menegaskan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Cuaca ekstrem seperti yang terjadi dapat memicu insiden serupa, dan masyarakat diingatkan untuk tetap waspada. Namun, di tengah kondisi sulit ini, Desa Ngeposari telah menunjukkan solidaritas yang membanggakan.
"Mulai dari masa pandemi COVID-19 hingga saat ini, relawan dan warga setempat bersatu padu dalam mengatasi berbagai tantangan, termasuk bencana alam seperti yang baru saja terjadi" Ungkap Ciptadi.
Selain itu, Lurah Ciptadi juga mengumumkan bahwa meskipun pohon randu tersebut berada di tanah kas Desa, penanganannya akan diserahkan kepada pihak Keraton Yogyakarta.
Ciptadi menambahkan kejadian ini sekali lagi memperkuat semangat gotong royong dan solidaritas di tengah masyarakat, mengingatkan kita akan kekuatan yang muncul ketika kita bersatu dalam menghadapi cobaan.
( Bayu )