masukkan script iklan disini
"Pelatihan ini melibatkan 20 pemuda dari KNPI, 20 dari Karang Taruna, dan 10 dari pondok pesantren," ungkap Kadispora Supriyanto dalam penutupan acara yang diselenggarakan di Pendopo Wisata Gunung Gambar, Ngawen, pada Kamis (25/4/2024).
Peserta tidak hanya dibekali dengan pengetahuan teoritis tentang kewirausahaan, namun juga mendapat pelatihan langsung dalam pengolahan dan penyajian kopi dari salah satu pemilik kafe terkemuka di Gunungkidul.
"Harapan kami adalah agar para pemuda ini dapat menemukan inspirasi dalam mengolah kopi dan mengembangkan bisnis kopi yang masih sangat menjanjikan saat ini," tambah Supriyanto.
Lebih lanjut, Supriyanto menjelaskan bahwa tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan daya saing pemuda. Mereka diharapkan dapat memahami bagaimana cara meningkatkan kualitas diri dan meraih kesuksesan melalui dunia kopi. Setiap peserta bahkan dibekali dengan alat kopi senilai Rp. 1 juta.
"Dalam era globalisasi dan perubahan yang cepat, kami percaya bahwa kreativitas para pemuda sangatlah penting. Melalui pelatihan barista ini, kami berharap dapat memberikan bekal yang cukup bagi mereka untuk meningkatkan perekonomian," tambahnya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, berharap bahwa para peserta dapat melihat peluang bisnis yang terbuka lebar di tengah tren booming industri kopi saat ini. Menurutnya, variasi penyajian kopi yang semakin beragam menawarkan potensi yang besar bagi para pelaku usaha di bidang ini.
"Saya berharap melalui pelatihan ini, kita bisa melahirkan startup-startup kopi yang berasal dari Gunungkidul. Ini adalah waktu yang tepat untuk memanfaatkan peluang dalam industri kopi," ujarnya penuh semangat.
Sunaryanta juga menekankan pentingnya konsistensi dan ketekunan dalam berusaha. Jika dijalani dengan sungguh-sungguh, bisnis kopi tidak hanya akan meningkatkan perekonomian, tetapi juga dapat membantu mengurangi angka pengangguran.
"Industri kopi adalah ladang yang sangat menjanjikan, terutama dalam era digitalisasi saat ini di mana kita dapat memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan brand kita dengan lebih luas," tegasnya.
Selain itu, Sunaryanta juga menyebutkan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam upaya pengembangan tanaman kopi di Gunungkidul. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat industri kopi lokal, dengan lahan tanaman kopi yang telah dikembangkan di Kapanewon Nglipar dan Ngawen.
"Kami telah memulai penanaman kopi, dan akan terus mengembangkannya di berbagai spot di Gunungkidul," paparnya. Dengan demikian, Gunungkidul siap menyongsong masa depan yang cerah dalam industri kopi, dengan pemuda-pemuda berbakatnya sebagai ujung tombaknya.
( Bayu )