masukkan script iklan disini
Media DNN - Bali | Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengaku mengagumi karya anak muda Jembrana berupa pembuatan jam kayu.
Jam kayu itu , buatan I Putu Edit Andi Pratama, Pemuda asal Medewi, Kecamatan Pekutatan, Jembrana.Jika pada umumnya jam tangan terbuat dari bahan logam atau plastik,bahan yang digunakan sebagain besar berbahan kayu sehingga terlihat unik.
Putu Edit membuat jam tangan unik itu di rumahnya di Desa Medewi, dibantu oleh ayahnya dan satu orang pegawai.
Karena itu, Bupati I Nengah Tamba sangat mendukung kreatifitas anak muda Jembrana yang mampu bersaing untuk menciptakan inovasi-inovasi yang mempunyai nilai sangat tinggi.
“Ini sangat luar biasa, saya akan membantu putu, silakan buat beberapa sampel untuk kita di pajang sentra tenun yang merupakan pusat oleh-oleh kabupaten Jembrana, Astungkra ini akan menjadi booming dan luar biasa,“ ujar Bupati Tamba saat mengunjungi pengrajin jam kayu, Rabu (16/4).
Bupati asal Desa Kaliakah ini pun menjelaskan kedatangannya ingin melihat secara langsung hasil karya dari Putu Edit dan juga akan membantunya dalam eksibisi yang besar kita akan libatkan. Selain Jam Kayu, saat ini Putu Edit tak hanya membuat jam tangan kayu, tetapi juga sempat membuat motor berbahan kayu dan mobil yang masih dalam tahap pembuatan.
“Produk ini sudah luar biasa bagus sekali, cuman ini handmade yang terbuat dari kayu, ini merupakan hasil karya anak muda dan nilainya sangat tinggi. Selain Jam Kayu,
ada juga produk dia yang luar biasa dari bahan kayu yaitu Vespa dan juga mobil yang sedang diproses pembuatannya. Kalau mobilnya sudah jadi saya yang pertama akan mencoba,” ungkapnya.
Sementara itu, I Putu Edit Andi Pratama mengungkapkan awal mula memulai usaha kerajinan ini, kesulitan yang dialaminya yakni pemilihan kayu. Akhirnya, ia dan ayahnya memantapkan hanya menggunakan dua jenis kayu, seperti Sonokeling yang memiliki pori halus dan serat yang eksotik. Serta Kayu Maple, kayu jenis ini selalu digunakan sebagai bahan pembuatan alat musik gitar dikarenakan seratnya lebih halus dibandingkan serat sonokeling dan pori-porinya lebih halus.
Usaha kerajinan yang ditekuni ini, bukan tanpa hambatan. Enam bulan pertama merintis usaha ini, dia mengaku kerap mengalami kegagalan.
“Saat itu, paling sulit membuat ukiran angka pada kerangka jam di bagian dalam jam, selalu miring beberapa millimeter,” ujar Edit.
Meski tergolong produk handmade atau buatan sendiri yang beri merk rocke handy craft, tetapi harga yang dipatok cukup terjangkau dengan harga jual berkisaran Rp 350-430 ribu/buah serta pemasarannya sudah sampai keluar Bali.
“Pembelian secara langsung lumayan sedikit, bahkan lebih banyak diorder online. Kita biasanya melayani pembelian langsung jika barang tersedia. Tapi, jika barang tidak ada, kita melayani pre order,” ucapnya (Adi/HmsJ/Red)