• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Tim Tipikor Polda Jatim Usut Dugaan Korupsi Dinas PUBMSDA Jember Senilai 191 Milyar

    Rabu, 29 Mei 2024, Mei 29, 2024 WIB Last Updated 2024-05-29T09:50:31Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Media DNN - Jatim | Polda Jawa Timur (Jatim) benar-benar serius mengusut dugaan korupsi berjamaah di lingkungan Pemkab Jember. Buktinya,Senin, 27 Mei 2024 tim tindak pidana korupsi (Tipikor) Polda Jawa Timur terus melakukan pemeriksaan secara marathon terhadap para pejabat yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiataan yang diduga di korupsi.

    Terbaru adalah Rahman Anda yang diperiksa tim Tipikor Polda Jatim atas dugaan korusi yang dikelola Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Kabupaten Jember. Khususnya dalam pengelolaan APBD Kabupaten Jember Tahun 2021.

    Dugaan korupsi berjamaah ini dilaporkan Ningwar ketua LSM AMPJ ke Polda Jawa Timur. LSM melaporkan Rahmad Anda karena yang bersangkutan adalah Pengguna Anggaran (PA) pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD)sekaligus sebagai PPKom . Berikut disampaikan beberapa poin terkait dugaan korupsi yang dilakukan oleh yang bersangkutan:

    Menurut Ningwar Perda P-APBD TA 2021 kabupaten Jember tidak disetujui Gubernur.

    "Dalam surat tersebut Gubernur Jawa Timur tidak menyetujui permohonan Bupati Jember,” ujarnya.

    Selanjutnya Bupati Jember diminta untuk melaksanakan pengeluaran yang telah dianggarkan dalam APBD tahun anggaran berkenaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan berita acara hasil fasilitasi Perubahan APBD TA 2021 oleh Kemendagri di Kantor BPKAD Prov Jawa Timur pada tanggal 21 Oktober 2021 :
    a. Pemerintah kabupaten Jember tidak dapat melaksanakan dan melanjutkan tahapan perubahan APBD TA 2021;
    b. Pemerintah kabupaten Jember melaksanakan pengeluaran anggaran yang tertuang dalam APBD awal;
    c. Dalam hal terdapat keadaan yang memenuhi kriteria darurat termasuk keperluan mendesak; Kepala daerah dapat melakukan penyesuaian program atas usulan Perangkat daerah sepanjang memenuhi kriteria darurat termasuk keperluan mendesak.

    “Meskipun Perda P-APBD ditolak oleh Gubernur Jawa Timur dan Kemendagri, namun Dinas PUBMSDA tetap memaksakan P-APBD sebagaiamana tertuang dalam Perbup 86 Tahun 2021,” terangnya.

    Total anggarannya 191 M yang dikerjakan oleh Rahman Anda seolah olah ada PAPBD dengan dasar Perda. Padahal dasar pelaksanaaannya hanya Peraturan Bupati. Tapi prakteknya dilaksanakan seperti dengan dasar Perda oleh Rahman Anda.

    "Aturan Hendi yang di pakai, . padahal Mendagri dan Bu gubernur sudah melarang. Jember aneh pakai aturan Gaya Sultan Jompo," gerutunya secara sinis.

    "Diperparah lagi ada dugaan Proyek PL.PL nya di kendalikan lewat HSC (Hendy Siswanto Centre). Banyak rekanan yang tidak dapat proyek sebelum bayar uang karcis ke HSC. itu investigasi  tim.saya ke banyak rekanan," ucapnya. 
     
    “Karena dianggap setara Perda itu Perbup , maka dilakukan  penambahan Kegiatan dan penambahan Jenis Belanja . Padahal penambahan tersebut jelas dilarang oleh aturan karena tidak termasuk belanja kebencanaan serta tidak  termasuk belanja yang bersifat mendesak (bersifat Wajib dan Mengikat),” ungkapnya. 

    Menurut dia, perbuatan  kepala OPD Dinas PUBMSDA beserta jajaranya secara langsung melanggar aturan Undang Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (UU Tipikor) Pasal 3 yang berbunyi “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (Tim)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini