masukkan script iklan disini
Media DNN - Jatim | Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kabupaten Pasuruan mencatat masih banyak SMP (Sekolah Menengah Pertama) Negeri di Kabupaten Pasuruan yang kekurangan murid, penyebabnya adalah karena semakin menjamurnya SMP swasta maupun madrasah Tsanawiyah yang berdekatan dengan SMP negeri.
Dengan fenomena tersebut, para wali murid ataupun lulusan SD di hadapkan pada banyak pilihan untuk melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri atau swasta maupun tsanawiyah.
Kepala Dispendikbud Kabupaten Pasuruan, Tri Agus Budiharto, melalui Kabid Pendidikan Dasar, Mochammad Syafi'i, mengatakan, dari 63 SMP Negeri se-Kabupaten Pasuruan, jumlah sekolah yang pagunya sudah terpenuhi hanya 19 sekolah. Sedangkan 44 SMP Negeri lainnya masih berjuang untuk mencari lulusan SD yang ingin melanjutkan pendidikannya di sekolah negeri.
“Apabila persentasikan, maka baru 30% dari jumlah SMP Negeri yang pagunya terpenuhi. Sekolah-sekolah tersebut berada di wilayah perkotaan seperti di Kecamatan Bangil, Beji, Gempol, Pandaan, Sukorejo, serta sebagian di wilayah Grati dan Purwosari. Namun untuk SMP Negeri yang berada di wilayah pegunungan maupun jauh dari perkotaan, harus ekstra keras mencari murid baru, katanya hari ini, Jum’at 31/5/2024)
"Contohnya di Winongan baru satu sekolah yang pagunya terpenuhi. Gondangwetan dari 2 SMP negeri, hanya satu sekolah yang pagunya terisi penuh. Sedangkan SMP negeri di Kecamatan Pasrepan, Puspo, Tosari, Lumbang, Tosari, Nguling dan lainnya harus kerja keras sampai pagunya terisi," tegasnya.
Dispendikbud menurut Syafi'i meminta seluruh Kepala SMP Negeri agar gencar melakukan sosialisasi ke rumah-rumah penduduk. Termasuk mengenalkan keunggulan SMP Negeri yang dipimpin melalui prestasi akademi maupun olahraga dan seni ataupun ekstrakulikuler yang diminati masyarakat. Terus berjuang, karena satu anak itu sangat berarti. Keluarkan semua unggulannya, termasuk ekskul yang digandrungi masyarakat seperti drumband, pencak silat kembangan.
Terpisah, Kepala SMPN 1 Pohjentrek, Umi Chusniah menegaskan beberapa tahun terakhir jumlah lulusan SD yang melanjutkan ke SMPN 1 Pohjentrek tidak sebanyak sekolah di kota. (Asep)