masukkan script iklan disini
Media DNN - Sulsel | Program Sekolah Penggerak (PSP) dan implementasi kurikulum merdeka, membawa dampak signifikan bagi UPT SPF SMP Negeri 27 Makassar. Pembelajaran dengan prinsip student centered learning dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) memberi warna berbeda dalam pembentukan karakter siswa. Salah satunya adalah karakter mandiri dan kreatif melalui gelar karya P5 pada Market Day yang dihelat di halaman sekolah pada Selasa (28/5/2024).
Kepala UPT SPF SMPN 27 Makassar, Nurdin, S. Pd, SH, M. Pd yang membuka kegiatan secara resmi mengingatkan guru agar senantiasa aktif mendampingi dan membimbing siswa.
“Saya harapkan guru-guru agar senantiasa proaktif mendampingi anak-anak kita dalam menerapkan kurikulum merdeka”. Menurut Nurdin, pelaksanaan projek P5 memiliki banyak manfaat bagi siswa. “Dalam P5 ini banyak manfaat yang bisa dipetik. Anak-anak diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi secara mandiri” jelas Nurdin.
Sejumlah tenda tenan tampak menyajikan berbagai jajanan makanan dan minuman hasil kreasi siswa. Produk tersebut berupa pisang goreng coklat, samyang mi aceh, es lumut, jellyy bel, es cincau, kacipo, es milo, risoles king, dan lainnya. “Yang paling laku sandwich dan samyang pak” jelas Suaib kelas VIII.3 yang menjaga stand kelasnya
Menurut koordinator projek, Fatmawati Anas, S. Pd, M. Pd, jajanan yang tersaji seluruhnya adalah hasil produksi siswa. “Produk ini kami namakan minuman dan cemilan modern, ini adalah hasil kreasi dari projek P5 siswa kami dengan tema kewirausahaan” terang Fatma.
Selain projek kewirausahaan, juga digelar pameran lainnya berupa poster dan hasil-hasil pembelajaran dari projek P5 dengan tema Bangunlah Jiwa Raganya, topik Stop “Bullying Mari Bersahabat”. Projek ini dikhususkan bagi siswa kelas VII. Selain artefak hasil belajar juga disajikan beberapa video dan film pendek anti perundungan hasil kreasi siswa. Momentum ini juga menjadi ajang aksi nyata komitmen bersama sekolah tanpa perundungan. Selembar spanduk panjang dipajang dihalaman sekolah dan ditandatangani bersama oleh siswa.
Koordinator projek stop bullying mari bersahabat, Zulfahri Kasim menjelaskan bahwa ini adalah upaya untuk mewujudkan SMPN 27 tanpa perundungan. “Kita ingin agar siswa memahami bullying dan berkomitmen sejak awal agar menghindari perundungan” tegas Zulfahri. (Humas27/Husin Syukur).