masukkan script iklan disini
Media DNN - Jatim | Kepala Dinas Kominfo Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin, menyampaikan pentingnya menjaga ruang digital dari pengaruh negatif perkembangan teknologi informasi.
Hal tersebut disampaikannya saat Pelatihan Jurnalisme Inklusif yang digelar oleh PW Fatayat NU Jawa Timur di Hotel Swiss Bell In Surabaya, Selasa (16/7/2024).
"Teknologi informasi telah membawa banyak manfaat bagi kehidupan kita. Namun, kita juga harus menyadari potensi dampak negatifnya, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan konten-konten yang dapat memecah belah masyarakat," ujar Sherlita.
Menurut Sherlita, salah satu cara untuk menjaga ruang digital dari pengaruh negatif tersebut adalah dengan menggalakkan jurnalisme inklusif. Jurnalisme inklusif adalah jurnalisme yang tidak hanya objektif dan berimbang, tetapi juga memperhatikan keragaman dan kesetaraan dalam pemberitaannya.
"Jurnalisme inklusif sangat penting untuk melawan konten-konten negatif di ruang digital. Jurnalisme yang inklusif akan menyajikan berita yang tidak bias, tidak diskriminatif, dan tidak memprovokasi perpecahan," jelas Sherlita.
Sherlita menambahkan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki komitmen kuat untuk mendukung pengembangan jurnalisme inklusif. Salah satunya mendukung pelatihan-pelatihan, seperti yang digelar oleh PW Fatayat NU Jawa Timur.
"Saya berharap pelatihan ini dapat meningkatkan keterampilan peserta dalam memproduksi konten-konten jurnalistik yang inklusif dan mencerminkan nilai-nilai kebangsaan dan kesetaraan," tutur Sherlita.
Selain jurnalisme inklusif, Sherlita juga menekankan pentingnya literasi digital masyarakat. Menurutnya, masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menggunakan teknologi informasi secara bijak dan bertanggung jawab.
"Literasi digital sangat penting untuk menangkal pengaruh negatif teknologi informasi. Masyarakat harus mampu membedakan mana informasi yang benar dan mana yang hoaks, serta mampu menggunakan media sosial dengan bijak tanpa terjebak dalam ujaran kebencian atau provokasi," pungkas Sherlita.
Pelatihan Jurnalisme Inklusif yang digelar oleh PW Fatayat NU Jawa Timur diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari pemimpin redaksi, editor, jurnalis, influencer media sosial, hingga praktisi media sosial. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas peserta dalam memproduksi konten-konten jurnalistik yang inklusif dan mencerminkan nilai-nilai kebangsaan dan kesetaraan. (Asep)