masukkan script iklan disini
Menurut Abu Ibrahim, ijazah belum diberikan kepada Khairil Gibran bukan karena ditahan, melainkan karena belum lengkapnya persyaratan cap tiga jari. "Tuduhan yang ditudingkan ke kami dalam pemberitaan tersebut tidak benar, kami tidak ada untungnya menahan ijazah, sekolah aja gratis tanpa pembiayaan kok," jelasnya pada Rabu siang.
Ia sangat menyayangkan tudingan yang dilontarkan oleh wali santri tersebut. "Kejadian serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu ketika kakak Khairil Gibran, Tegar, sedang menuntut ilmu di bangku SMA. Saat itu, Tegar hendak melaksanakan ujian namun pihak keluarga memintanya untuk pulang dengan alasan kangen, sehingga Tegar tidak bisa mengikuti ujian dan hingga kini tidak pulang ke Ponpes," tambahnya.
Abu Ibrahim berharap wali santri yang bersangkutan dapat meminta maaf dan memberikan klarifikasi kepada pihak Ponpes Ansharullah Gunungkidul agar tidak menimbulkan kecemasan bagi wali santri lainnya serta masyarakat umum.
"Apa yang mencuat di pemberitaan itu tidak ada faktanya, kami mohon kepada pihak terkait untuk meminta maaf ke Ponpes, jika tidak kami akan proses sesuai hukum," tegasnya.
Diketahui dalam surat pernyataan dari Kepala Sekolah SDII Waladun Sholihin, terdapat enam murid yang belum memperoleh ijazah lantaran belum dicap tiga jari. Dengan klarifikasi ini, diharapkan dapat menghentikan kabar yang tidak berdasar tersebut dan menjaga nama baik Ponpes Ansharullah Gunungkidul.
( Bayu )