masukkan script iklan disini
KRTI menjadi momen penting bagi pengembangan teknologi robot terbang dan drone di Indonesia. Melalui acara ini, diharapkan terlahir inovasi-inovasi yang tak hanya relevan, namun juga memiliki dampak signifikan dalam berbagai sektor, termasuk pertahanan, logistik, dan mitigasi bencana.
KRTI 2024 dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan, Drs. Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D. Dalam sambutan daringnya, Amich menekankan pentingnya kontes ini sebagai batu loncatan bagi Indonesia dalam dunia teknologi pesawat nirawak.
"KRTI merupakan tonggak penting dalam mendorong kemajuan teknologi di Indonesia. Melalui KRTI, diharapkan lahir inovasi tepat sasaran yang mampu memberikan manfaat di berbagai sektor dan mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional," tegasnya.
Tidak hanya berhenti pada teknologi, KRTI juga dipandang sebagai upaya strategis untuk mencetak generasi muda yang berkompeten dan siap bersaing di era teknologi global. Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek, Veronica Irene Herdjiono, M.Si., turut membuka acara secara simbolis dengan menekan tombol dan melemparkan bola bersama sebuah robot canggih.
Dalam pidatonya, Irene menyatakan bahwa KRTI adalah salah satu dari 42 ajang bergengsi yang diselenggarakan oleh Puspresnas. "Dari 42 ajang tersebut, 21 di antaranya berada di bidang riset dan inovasi, 14 di bidang seni, dan 7 di bidang olahraga. Melalui KRTI, Puspresnas berkomitmen dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan mempersiapkan sumber daya manusia unggul yang siap membangun bangsa," jelasnya.
Prof. Sumaryanto, Rektor UNY, menyampaikan rasa bangganya karena UNY kembali dipercaya sebagai tuan rumah KRTI 2024. "Kami merasa terhormat menerima amanah ini, dan diadakannya kegiatan KRTI di Gunungkidul adalah bentuk dukungan UNY terhadap arahan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk berkontribusi pada pengembangan daerah, baik dari aspek pendidikan, pariwisata, maupun sosial budaya," ungkapnya. Prof. Sumaryanto juga menyambut hangat seluruh peserta dan tamu undangan, seraya berharap KRTI 2024 menjadi ajang yang penuh semangat kompetisi dan inovasi.
KRTI 2024 menghadirkan lima divisi utama dengan tema-tema yang dirancang khusus untuk menguji kreativitas dan ketangguhan para peserta. Divisi Racing Plane (RP) mengusung tema "Fast And on Track (F.A.T)," yang menguji kemampuan peserta dalam merancang pesawat tercepat dengan akurasi lintasan yang presisi. Divisi Fixed Wing (FW) memfokuskan pada penggunaan UAV (Unmanned Aerial Vehicle) untuk pengiriman logistik ke area bencana, sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak di lokasi bencana alam.
Divisi Vertical Take Off and Landing (VTOL) menawarkan tantangan dalam penerbangan otonom jarak jauh dengan kemampuan terbang di dalam ruangan yang terbatas. Pesawat di divisi ini harus mampu beroperasi dalam kondisi penerbangan yang penuh kendala, baik jarak maupun ruang.
Sementara itu, divisi Technology Development (TD) menantang peserta untuk mewujudkan "Kemandirian Teknologi Pesawat Nirawak," dengan fokus pada pengembangan inovasi UAV dalam mendukung kemandirian teknologi nasional. Terakhir, divisi Long Endurance Low Altitude (LELA) mengusung tema "Pemanfaatan UAV untuk Misi Validasi Hotspot," yang menekankan peran UAV dalam memantau dan mengatasi kebakaran hutan serta wilayah kritis lainnya.
Kontes ini diikuti oleh 100 tim dari 42 perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, menunjukkan antusiasme tinggi dari kalangan akademisi dan peneliti muda. Dalam rangkaian acara yang berlangsung dari 12 hingga 18 September 2024 ini, setiap peserta akan menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam menjawab tantangan yang disajikan oleh setiap divisi. Tidak hanya itu, dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, serta pihak-pihak terkait lainnya, memberikan jaminan bahwa KRTI 2024 akan menjadi ajang kompetisi yang berkualitas dan bermakna.
Melalui KRTI, Indonesia diharapkan dapat semakin menegaskan posisinya dalam pengembangan teknologi UAV di kancah internasional, sekaligus menciptakan generasi inovator yang siap membawa Indonesia menuju masa depan teknologi yang lebih cemerlang.
( Bayu )