masukkan script iklan disini
Kepala Kesbangpol Gunungkidul, Johan Eko Sudarto, dalam sambutannya menjelaskan bahwa fenomena perkembangan teknologi dan informasi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi nasionalisme. "Penting untuk menanamkan, menumbuhkan, dan memelihara wawasan kebangsaan masyarakat melalui pembinaan yang intensif di lingkungan masyarakat," ujarnya.
Sekolah Penggerak Kerukunan bertujuan untuk memperkuat tata pemerintahan dan tatanan sosial yang menjamin ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Johan berharap kegiatan ini akan menumbuhkan nilai-nilai Pancasila, menyebarluaskan toleransi, serta menciptakan kerukunan beragama yang sehat dan bermartabat.
Kegiatan ini didanai melalui dana keistimewaan Yogyakarta dan dirancang untuk menjawab tantangan pergeseran nilai etika dalam kehidupan berbangsa, seperti kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan. Gunungkidul, sebagai wilayah yang memiliki potensi konflik SARA, membutuhkan harmonisasi yang santun sebagai upaya pembinaan karakter dan jati diri bangsa.
Sekolah ini diikuti oleh 50 peserta, terdiri dari 40 orang yang merupakan anggota Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) dan Organisasi Kepemudaan Gunungkidul, serta 10 orang dari Purna Paskibraka Indonesia. Mereka akan dilatih untuk menjadi Kader Kerukunan Umat Beragama di tingkat lokal, dengan harapan dapat berperan sebagai motor penggerak toleransi dan kerukunan dalam masyarakat serta menangkal radikalisme dan ekstrimisme.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Gunungkidul, Eddy Praptono, juga menambahkan harapannya agar masyarakat dapat "mengklaster" perbuatan baik terkait kerukunan. "Kita perlu mendorong bagaimana kita semua bisa meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan mendidik bangsa Indonesia menjadi lebih baik," ungkapnya.
Eddy melanjutkan dengan menekankan pentingnya adaptasi lingkungan di tengah perubahan yang cepat. "Kemampuan untuk beradaptasi sangat diperlukan agar kita bisa menghindari gesekan-gesekan sosial," tuturnya.
Dengan pelaksanaan Sekolah Penggerak Kerukunan ini, diharapkan akan tercipta masyarakat yang lebih toleran, harmonis, dan memiliki semangat kebangsaan yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Upaya ini bukan hanya penting untuk Gunungkidul, tetapi juga bagi keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
( Bayu )