• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Laka Tambang Tembelok : Warga Sebut Tidak Ada Hubungannya Dengan Legalitas

    Rabu, 09 Oktober 2024, Oktober 09, 2024 WIB Last Updated 2024-10-09T05:08:53Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini



    Media DNN - Bangka Barat | Sebuah insiden kecelakaan tambang yang terjadi pada hari Selasa, 8 Oktober 2024 di lokasi Tembelok yang melibatkan seorang pekerja bernama AA, warga Teluk Limau Parit Tige. Rabu (9/10/2024).

    Meskipun sempat tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit, kabar baiknya, AA dinyatakan selamat. 


    Peristiwa ini menyisakan banyak pertanyaan tentang keselamatan kerja dan legalitas pertambangan di daerah tersebut.

    Seorang rekan kerja yang turut membantu dalam proses penyelamatan menegaskan bahwa risiko adalah bagian dari pekerjaan tambang. 

    “Resiko pekerjaan itu ada, tapi alhamdulillah kami bahu-membahu membantu sesama kawan,” ujarnya. 

    Ia menekankan bahwa keselamatan adalah prioritas, dan pandangan negatif tentang mencari "tumbal" di dunia tambang harus dihindari. 

    “Kami bekerja dengan niat untuk menghidupi keluarga, dan kami sadar akan risiko tersebut,” tambahnya.

    Masyarakat di daerah Keranggan dan Tembelok kini menghadapi situasi yang kompleks. 

    Di satu sisi, ada kebutuhan mendesak untuk mendapatkan penghasilan dari hasil tambang.

    Namun, di sisi lain, legalitas dari lokasi pertambangan masih menjadi perdebatan. 

    Masyarakat terus menunggu pengesahan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR) yang telah diperjuangkan sejak 2015. 

    Upaya ini berawal dari instruksi Presiden Joko Widodo yang mendorong kebijakan agar masyarakat Babel dapat menambang secara legal.

    Namun, hingga saat ini, perjuangan untuk mendapatkan izin tersebut menghadapi berbagai kendala aturan yang tidak kunjung teratasi. 

    “Kami merasa seperti oase di tengah padang gurun. Potensi yang ada di wilayah kami bisa untuk menghidupi kehidupan, namun status legalitasnya masih menggantung,” ungkap seorang warga setempat dengan nada frustrasi.

    Ketidakpastian ini sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat. Daya beli yang menurun di tengah situasi ekonomi yang sulit membuat banyak warga menggantungkan hidup mereka pada hasil tambang, meski tanpa kepastian hukum. 

    “Kebutuhan perut tidak bisa menunggu. Kami berharap ada solusi agar kami bisa bekerja tanpa rasa takut,” ujar salah satu warga.

    Dalam situasi yang serba sulit ini, harapan masyarakat tetap ada. 

    Mereka berharap agar pemerintah segera menyelesaikan permasalahan legalitas sehingga mereka bisa bekerja dengan aman dan berkontribusi pada perekonomian daerah. 

    Hanya waktu yang akan menjawab apakah perjuangan panjang ini akan membuahkan hasil yang diharapkan. (Tim/KBO Babel/Red).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini