• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Mahasiswa UNY Ajak Anak-Anak Mengenal Nilai Anti Korupsi Lewat Permainan Edukasi 'Pemantik''

    Kamis, 03 Oktober 2024, Oktober 03, 2024 WIB Last Updated 2024-10-03T09:36:09Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Media DNN - Yogyakarta, DIY |
    Dalam upaya membangun generasi penerus yang berintegritas dan berakhlak mulia, penanaman nilai-nilai anti korupsi sejak dini menjadi sangat krusial. Kesadaran akan pentingnya memerangi korupsi kini kian meningkat di tengah masyarakat, lembaga pendidikan, dan pemerintah. Salah satu langkah konkret dalam upaya tersebut adalah melalui kegiatan edukatif yang mampu menarik perhatian dan membentuk karakter anak-anak. Inilah yang dilakukan oleh mahasiswa PPG Calon Guru Prajabatan bidang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Hukum, dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

    Ameliani Rahma Sartika, S.Pd., bersama rekan-rekannya—Ismi Latifah, S.Pd., Lukman Ibnu Haqiqi, S.Pd., Lutfi Nur Aini, S.Pd., Rizqi Ma'rifatun, S.Pd., Viktor Saparulung, S.Pd., dan Yufita Tri Khasanah, S.Pd.—mengambil langkah konkret dalam memperkenalkan nilai-nilai anti korupsi kepada anak-anak melalui permainan edukasi. Ameliani menegaskan bahwa pendidikan adalah kunci dalam pencegahan korupsi di masa depan. “Nilai-nilai anti korupsi harus diajarkan sejak dini melalui pendidikan yang tepat. Pendidikan ini tidak hanya soal mengenalkan apa itu korupsi, tetapi juga bagaimana membentuk karakter dan sikap anti korupsi pada anak,” ungkapnya, Kamis (03/10/2024).


    Dalam pendidikan anti korupsi, lanjut Ameliani, konsistensi dan keberlanjutan sangatlah penting. Nilai-nilai tersebut harus terintegrasi ke dalam kurikulum sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan pemahaman kuat tentang pentingnya integritas. Ismi Latifah menambahkan bahwa salah satu metode yang terbukti efektif untuk menyampaikan pesan anti korupsi adalah melalui permainan edukasi. “Permainan memiliki daya tarik yang kuat karena mampu meningkatkan engagement dan retensi informasi. Anak-anak lebih tertarik dan mampu mengingat pelajaran yang disampaikan melalui permainan,” ujar Ismi.

    Salah satu permainan edukasi yang dikembangkan oleh tim ini adalah 'Pemantik', sebuah permainan interaktif yang dirancang untuk mengenalkan anak-anak pada konsep dasar korupsi, dampak negatifnya, serta cara mencegahnya. Rizqi Ma'rifatun menjelaskan bahwa permainan ini mencakup tujuh pos, masing-masing dengan tantangan yang berbeda yang harus diselesaikan oleh peserta. Pos-pos tersebut dirancang untuk memperkenalkan nilai-nilai penting seperti kejujuran, tanggung jawab, dan integritas dengan cara yang menyenangkan.

    Permainan 'Pemantik' sendiri diadakan di Dusun Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, dengan peserta dari kalangan siswa SD dan SMP sebanyak 24 anak. Dalam permainan ini, anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok besar dan ditantang untuk menyelesaikan berbagai aktivitas di setiap pos, mulai dari belajar tentang Pancasila, mencocokkan karakter, hingga menganalisis kasus-kasus sederhana. Di Pos 3, misalnya, anak-anak diajarkan kejujuran dengan berbagi permen kepada teman-teman mereka, sementara di Pos 6, mereka mendengarkan cerita tentang tokoh-tokoh kemerdekaan yang berintegritas.


    Salah satu peserta, Dzaki, siswa kelas 7, menyatakan kegembiraannya mengikuti kegiatan ini. “Acara ini sangat menyenangkan. Kami diajarkan nilai-nilai anti korupsi yang bisa kami terapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Dzaki. Hal ini menunjukkan bahwa melalui permainan edukatif seperti 'Pemantik', anak-anak dapat memahami konsep integritas dan kejujuran dengan cara yang lebih mudah dan menyenangkan.

    Dengan adanya kegiatan seperti ini, harapannya anak-anak tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang korupsi, tetapi juga mampu menumbuhkan sikap dan karakter yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab. Permainan edukasi seperti 'Pemantik' menjadi langkah nyata dalam membangun generasi muda yang berintegritas, serta dapat berkontribusi positif dalam upaya menciptakan masyarakat yang bebas dari korupsi di masa depan.




    ( Bayu )

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini