• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Maraknya Oknum Mengaku Wartawan, 408 Tidak Tahu Apa-Apa Ikut Dibawa dalam Pemberitaan

    Jumat, 18 Oktober 2024, Oktober 18, 2024 WIB Last Updated 2024-10-18T02:30:03Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Media DNN - Boyolali, Jateng |
    Fenomena maraknya oknum yang mengaku sebagai wartawan di wilayah SPBU semakin memprihatinkan. Modus mereka mencari kesalahan para pengusaha kecil dengan penulisan berita yang tidak berimbang dan tidak valid kini membuat gempar para pengusaha di wilayah Boyolali, Klaten, dan sekitarnya. Beberapa pemberitaan yang tersebar di media online tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    Salah satu pemberitaan yang ramai diperbincangkan menyebutkan adanya cekcok antara seorang sopir dan beberapa oknum yang mengaku sebagai wartawan. Indra, yang dalam berita tersebut diklaim sebagai koordinator lapangan pengangsu minyak solar bersubsidi, disebut hadir untuk melerai kejadian itu. Lebih lanjut, pemberitaan tersebut menyebut bahwa Indra merupakan anggota 408 Boyolali.

    Namun, informasi tersebut dibantah keras oleh sumber yang dapat dipercaya. Mereka menegaskan bahwa tidak ada anggota 408 Boyolali dengan nama Indra. "Ini benar-benar fitnah dan ngawur. Membawa-bawa nama 408 Boyolali tanpa dasar yang jelas," ujar sumber tersebut.

    Kasus serupa juga pernah terjadi beberapa bulan lalu, di mana pimpinan redaksi Berita Istana dituduh mendukung pengangsu minyak solar bersubsidi di SPBU wilayah Jawa Tengah. Tuduhan tersebut dianggap ngawur dan tidak berdasar. Warsito, CEO PT Berita Istana Negara, menyatakan kekesalannya terhadap tuduhan-tuduhan yang tidak berdasar itu. "Saya tidak pernah terlibat dalam pekerjaan apa pun terkait pengangsu di seluruh Indonesia," tegasnya.

    Kini, muncul kembali pemberitaan yang dianggap tidak masuk akal terkait kasus dugaan penganiayaan. Dalam berita tersebut, disebutkan bahwa seorang sopir diduga melakukan penganiayaan terhadap enam orang yang mengaku sebagai wartawan.

    "Bagaimana mungkin seorang sopir bisa menganiaya enam orang sekaligus? Ini sungguh tidak masuk akal. Sopir tersebut hanya seorang diri, sedangkan yang mengaku sebagai wartawan ada enam orang," ujar Warsito, menyoroti kejanggalan dalam pemberitaan tersebut.

    Warsito mengungkapkan kekhawatirannya bahwa berita semacam ini justru dapat mencoreng citra profesi wartawan dan menyesatkan publik. "Kita perlu lebih kritis dan selektif dalam menerima informasi. Jika ada dugaan kekerasan, seharusnya kasusnya diselidiki secara objektif, bukan berdasarkan klaim sepihak yang tidak masuk akal," tambahnya.

    Ia juga berharap agar semua pihak, terutama media, bisa menjaga kredibilitas dalam menyampaikan berita dan tidak memberikan ruang bagi informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

    Warsito berharap agar wartawan dapat menjaga integritas profesinya. Ia mengimbau para wartawan untuk menunjukkan karya yang benar dan memberikan informasi yang terbaru serta terpercaya. "Jangan membuat berita hanya untuk menakut-nakuti pengusaha kecil dengan tujuan meminta uang," ujarnya.

    Menurut Warsito, tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab ini telah mencemarkan nama baik profesi wartawan. "Kasihan rekan-rekan wartawan lain yang tidak tahu apa-apa, mereka ikut tercemar karena kelakuan oknum yang tidak jelas ini," pungkasnya. (ArW)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini