masukkan script iklan disini
Dengan total peserta sebanyak 20 orang, tes pembuatan SIM ini melibatkan rangkaian tahapan yang umumnya diterapkan, mulai dari ujian teori hingga praktik, namun dengan sejumlah penyesuaian khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Langkah ini merupakan komitmen Polres Gunungkidul untuk memastikan bahwa hak mendapatkan SIM juga dapat dirasakan oleh penyandang disabilitas.
“Kami ingin memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga, termasuk penyandang disabilitas, untuk memperoleh SIM,” ujar Baur SIM Polres Gunungkidul, Aiptu Aris Puji Yuana. “Ini adalah langkah positif untuk memastikan bahwa mereka juga bisa berpartisipasi aktif dalam berkendara dan menjalani mobilitas sehari-hari dengan lebih aman dan legal,” tambahnya.
Dalam pelaksanaan tes, para peserta dengan keterbatasan fisik, khususnya penyandang tuna daksa, diarahkan untuk memperoleh SIM D, yang memang diperuntukkan bagi pengendara dengan disabilitas. Sementara itu, peserta tuna rungu mengikuti tes untuk memperoleh SIM C, dengan panduan yang disesuaikan. “Cara tesnya sama dengan peserta lainnya, hanya ada penyesuaian pada beberapa aspek. Misalnya, bagi peserta tuna rungu, ujian menggunakan tulisan dan gambar untuk menggantikan petunjuk suara, sehingga mereka tetap bisa mengikuti dengan baik,” terang Aiptu Aris.
Meski demikian, dari 20 peserta, tercatat ada 8 peserta yang belum berhasil melewati tahapan ujian kali ini. Rinciannya, lima peserta tuna daksa dan tiga peserta tuna rungu dinyatakan belum memenuhi syarat kelulusan. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat mereka. Aiptu Aris memastikan bahwa peserta yang belum lulus masih memiliki kesempatan untuk mengulang ujian di lain hari.
Kegiatan ini mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas, khususnya keluarga dan komunitas penyandang disabilitas di Gunungkidul. Program ini tidak hanya membuka kesempatan bagi para penyandang disabilitas untuk mandiri dalam berkendara, namun juga menjadi bukti nyata bahwa kesetaraan hak dapat terwujud di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal mobilitas dan keselamatan berlalu lintas.
Dengan terselenggaranya program ini, diharapkan ke depan semakin banyak pihak yang terlibat dalam memberikan kemudahan bagi penyandang disabilitas di bidang lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang lebih inklusif, ramah, dan mendukung kebutuhan semua kalangan tanpa terkecuali.
(Bayu)