masukkan script iklan disini
Media DNN - Sumenep | Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep, , kembali menjadi sorotan publik. Warga menilai bahwa kinerja komisioner KPU dalam mempersiapkan Pilkada 2024 gagal memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya memilih calon bupati.
Salah satu indikasi kegagalan ini terlihat dari rendahnya partisipasi pemilih di seluruh kecamatan, khususnya di Kecamatan Batang-batang, di mana lebih dari 12 ribu warga tidak hadir ke tempat pemungutan suara (TPS).
Edi Santoso, seorang warga setempat, menyampaikan keprihatinannya atas jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya, yang dinilainya sangat signifikan. "Sebanyak 12 ribu lebih warga yang tidak hadir ke TPS merupakan angka yang cukup besar," ujarnya.
Menurutnya, salah satu penyebab rendahnya partisipasi ini adalah kurangnya edukasi yang diberikan oleh KPU. Ia mengkritik KPU yang hanya fokus pada sosialisasi di pusat kota, sementara daerah pedesaan yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah tidak mendapat perhatian yang memadai.
"Sosialisasi harusnya sampai ke pedesaan, karena di sana banyak penduduk yang masih awam," kata edi, menambahkan bahwa jika KPU merasa malu dengan kinerjanya, sebaiknya mundur dari jabatannya.
Ubaidillah, anggota Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) Batang-batang, memberikan tanggapan berbeda. Ia menegaskan bahwa sosialisasi di tingkat kecamatan telah dilaksanakan sesuai ketentuan. "Sosialisasi di tingkat kecamatan sudah dilakukan empat kali, dan di tingkat PPS juga wajib dilakukan karena ada anggarannya," jelasnya.
Namun, saat ditanya mengenai besaran anggaran untuk sosialisasi, pria yang akrab disapa Obet memilih untuk tidak memberikan penjelasan lebih lanjut." (Tim).