Adapun jenis tanaman yang ditanam meliputi Terbelo, Pusuh, Pulai, Elo, Kepuh, dan Ipik, yang dipilih karena kemampuannya mendukung ekosistem karst dan menjadi sumber pakan alami bagi populasi Macaca fascicularis yang selama ini menjadi perhatian utama kawasan tersebut.
Dalam sambutannya, Kapolda DIY menyampaikan apresiasi yang mendalam atas inisiatif ini. Menurutnya, kegiatan Nandur Urip tidak hanya bertujuan untuk memulihkan ekosistem karst di kawasan SM Paliyan, tetapi juga menjadi solusi terhadap konflik antara manusia dan satwa liar, terutama Macaca fascicularis. “Dengan suplai pakan yang cukup, diharapkan gangguan kera ekor panjang terhadap lahan masyarakat dapat diminimalisir. Ini langkah nyata yang perlu didukung oleh semua pihak,” ujarnya.
BKSDA DIY menjelaskan bahwa kawasan rehabilitasi ini merupakan bagian dari rencana jangka panjang pemulihan Suaka Margasatwa Paliyan. Target besar telah ditetapkan, yakni pada tahun 2030, seluas 200 hektar area SM Paliyan akan sepenuhnya terbebas dari aktivitas bercocok tanam masyarakat, menjadikan kawasan tersebut habitat alami yang utuh bagi flora dan fauna endemik.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar aksi tanam pohon, tetapi juga menjadi ajang silaturahmi dan koordinasi antara pemerintah, aparat keamanan, masyarakat, dan mitra konservasi. Kapolres Gunungkidul menegaskan pentingnya kolaborasi semua elemen dalam menjaga keberlanjutan program ini. “Dengan sinergi yang baik, kita bisa mencapai kesepahaman bahwa upaya konservasi sumber daya alam adalah tanggung jawab bersama,” ungkapnya.
Masyarakat yang turut serta dalam kegiatan ini pun menyampaikan harapan besar terhadap keberlanjutan program. Sugeng (45), salah satu warga Karangasem, mengaku senang dapat terlibat langsung dalam proses ini. “Semoga tanaman yang kami tanam hari ini bisa tumbuh subur dan mengurangi konflik satwa dengan masyarakat. Kami siap mendukung,” tuturnya.
Kegiatan Nandur Urip ini menjadi simbol harapan dan tekad dalam memperbaiki ekosistem karst di Suaka Margasatwa Paliyan. Dengan 2.400 batang pohon yang ditanam hari ini, kawasan rehabilitasi Blok 136 SM Paliyan diharapkan menjadi salah satu model sukses konservasi berbasis komunitas.
BKSDA DIY berharap momentum ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain di DIY untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian lingkungan. Program ini juga menegaskan bahwa konservasi bukan hanya tentang melestarikan alam, tetapi juga menjaga harmoni antara manusia dan satwa.
Dengan langkah kecil seperti ini, Kabupaten Gunungkidul tidak hanya menjaga kekayaan alamnya, tetapi juga membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.