• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates


    NU Tabanan Tolak Radikalisme dan Terorisme

    Minggu, 26 Januari 2025, Januari 26, 2025 WIB Last Updated 2025-01-26T13:50:48Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini


    Media DNN - Bali | Sebagai organisasi besar Nahdlatul ulama (NU) Kabupaten Tabanan menolak Radikalisme dan Terorisme, hal ini terungkap saat berlangsungnya acara kajian Kebangsaan Memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1446 H dan Deklarasi Aula MI Maarif Nu Bukit Sanggulan Indah, Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, KabupatenTabanan,
    (26/1)

    Kegiatan yang dirangkai dengan Harlah NU ke-102 Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor, Gerakan Pemuda Ansor Tabanan tersebut dihadiri 100 orang terdiri dari NU dan Banomnya 25 Orang, Muhamadiyah 10 Orang, LDII 5 orang, MUI 5 Orang, Penyuluh Agama 5 Orang, Santri Ponpes Roudlatul Huffadz 10 Orang, MA Al-Amin, 10 orang, MA Tarbiyatul Islam 10 Orang, MA Bali Bina Insani 10 Orang, Remaja Mesjid 10 Orang. Selain itu hadir pula 
    para Kyai dan pimpinan Ketua LDII Tabanan, Ketua Pemuda Muhammadiyah Tabanan, Organisasi Kepemudaan, GO Ansor

    Ketua GP Ansor Tabanan Dodik Irawan yang juga sebagai ketua panitia penyelenggara menyampaikan bahwa "acara ini diselenggarakan sebagai untuk memperkuat semangat para pemuda guna menangkal gerakan radikalisme dan Terorisme khususnya di wilayah Tabanan. Dengan semangat kebangsaan kita bersama harapannya kita dapat menjadi benteng yang kokoh untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia" Ujar Dodik Irawan

    Sementara H. Subagio Wakil Ketua PCNU Tabanan menyampaikan bahwa "Tema Kebangsaan sangat tepat untuk generasi anak muda guna memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Sebagai generasi penerus kedepan harus melanjutkan yang baik sehingga kita bisa memahami pentingnya menjaga keamanan bangsa yang selaras dengan perintah agama" Kata H. Subagio 

    KH Abdillah Asad, Lc dalam ceramahnya menegaskan bahwa "Kajian Kebangsaan Memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1446 H dirangkai Harlah NU ke-102 Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor, Gerakan Pemuda Ansor Tabanan serta Deklarasi Menolak Paham Radikal serta Terorisme di Tabanan adalah sangat tepat" Tegas KH Abdillah Asad, Lc


    Kemudian dalam kesempatan tersebut juga KH Abdillah Asad, Lc mengajak hadirin untuk mengucapkan yel yel "SIAPA KITA... dijawab NU. , NKRI.... dijawab HARGA MATI, PANCASILA dijawab .. JAYA, "

    "Membaca Ulang Kerangka Falsafah Aswaja dari Teologi sampai Ideologi dalam hal ini pentingnya Al-Qur'an dan Hadis bahwa pemahaman agama harus bersumber dari Al-Qur'an dan hadis. Membaca Al-Qur'an membutuhkan bimbingan, tidak sekadar membaca teks tanpa guru, untuk menghindari kesalahan pemahaman yang menjadi paham radikal. Bahaya Ideologi tanpa konteks dapat menjadi alat manipulasi, mudah terpapar paham yang salah yang menyimpang dari ajaran, sehingga diperlukan pemahaman Al-Qur'an yang benar, berdasarkan akal, konteks waktu, dan rasa (irfan)." ungkap KH Abdillah Asad, Lc

    Disampaikan juga bahwa "Pentingnya Sanad dalam Pembelajaran Agama agar tidak mudah terpapar Radikalisme dan Terorisme menyambung Sanad komitmen kebangsaan santri kuat kaerena memiliki sanad yang jelas seperti Sanad Keilmuan, sanad thorigqoh, sanad perjuangan, sanad keturunana para wali dan ulama, melalui sanad yang jelas, yakni guru yang tersambung hingga Rasulullah. Dalam ilmu agama , berbeda dengan ilmu umum yang berkembang ke arah modernisasi. SIAPA KITA NU. NKRI HARGA MATI. PANCASILA JAYA, Contoh FPI itu Aswaja tapi Gerakannya tidak mencerminkan" Tutur KH Abdillah Asad, Lc

    NU sebagai Perekat Bangsa organisasi yang menjaga kesatuan bangsa, mengajarkan nilai-nilai keagamaan sekaligus kontribusi kepada masyarakat. Pesantren, thariqah, dan pendidikan menjadi pilar penting NU. Agama harus dipahami secara menyeluruh, melibatkan akidah, syariah, tasawuf, hingga penerapan nilai-nilai sosial dan budaya. Konsep Aswaja (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) menjadi landasan penting dalam beragama

    Semangat Nasionalisme santri lahir dari perjuangan ulama-ulama pesantren yang memiliki sanad keilmuan kuat. Contohnya adalah peran KH. Hasyim Asy'ari dalam mempersatukan umat melalui pendidikan dan tradisi keagamaan. Konsep cinta tanah air dalam Islam dimulai dari Nabi Ibrahim hingga Rasulullah SAW yang mencintai Makkah dan Madinah. kita harus bisa menerapkan nilai ini di Indonesia, mencintai negeri sebagai bagian dari iman. Menangkal setiap gerakan yang dapat membahayakan ketutuhan bangsa. SIAPA KITA ...NU. NKRI, HARGA MATI. PANCASILA JAYA.

    "NU tetap relevan di era modern dengan pendekatan moderat dan toleransi. Hal ini menjadi tantangan untuk menjaga ajaran agama tetap sesuai dengan nilai-nilai lokal dan global. Dimana saat ini kita melihat banyak sekali paham yang menyimpang mengarah ke radikalisme. Tasawuf dalam tradisi NU memupuk rasa cinta kepada Allah dan Rasulullah. Hal ini dilakukan melalui amal ibadah, termasuk tawasul, yang sering disalahpahami oleh kelompok lain. NU juga memanfaatkan hadis dhaif untuk tujuan amal, seperti meningkatkan semangat berbuat kebaikan" Tutup KH Abdillah Asad

    Acara diakhiri dengan Deklarasi kebangsaan Tolak Radikalisme dan Terorisme 
    yang isinya "Kami Pemuda dan Pelajar Muslim Tabanan Menolak Setiap Gerakan Radikalisme dan Terorisme Dalam Bentuk Apapun Karena Bertentangan Dengan Pancasila dan UUD 1945.

    Kami Pemuda dan Pelajar Muslim Tabanan siap berkerja sama serta mendukung Pemerintah, TNI dan Polri dalam menangulangi dan memberantas gerakan Radikalisme dan Terorisme yang ada di Indonesia.
    (App).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini