• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Oponi : Membiasakan Kedisiplinan Sejak Dini Adalah Kunci Kesuksesan Bagi Mahasiswa

    Selasa, 22 April 2025, April 22, 2025 WIB Last Updated 2025-04-22T09:40:21Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini




    Media DNN - Surakarta | Kata “Disiplin” mungkin merupakan satu kata yang sekarang sudah sangat mahal sekali di negara Indonesia. Banyak orang yang menganggap budaya disiplin merupakan budaya yang sangat ketat dan kaku. Padahal disiplin merupakan salah satu tonggak dimana suatu kesuksesan dimulai dari kedisiplinan.

    Disiplin bisa dijelaskan sebagai sikap yang mengikuti dan menghormati tata tertib, norma, atau prinsip yang ada. Selain itu, disiplin juga merujuk pada kemampuan untuk mengatur diri sendiri dengan mematuhi instruksi atau aturan yang telah ditetapkan. Istilah "disiplin" berasal dari kata Latin disciplina, yang memiliki arti "pembelajaran". Istilah yang sama juga berakar dari kata "pengikut", yang berarti "murid atau pendukung".

    Kita perlu salut terhadap budaya disiplin diluar negeri, salah satu contohnya adalah negara Sakura Jepang. Negara yang dikenal dengan negara Matahari terbit tersebut dari sejak zaman dahulu terkenal dengan budaya negeri yang paling disiplin. Dari budaya disiplin kerja, budaya disiplin kebersihan, budaya disiplin waktu dan sebagainya. 

    Disiplin masyarakat Jepang ditanamkan sejak dini dan menjadi bagian dari budaya mereka. Disiplin Jepang terlihat dari berbagai aspek kehidupan dengan prinsip “5S” yaitu : Seiri (ringkas), memisahkan barang yang diperlukan dan tidak diperlukan, Seiton (rapi), menyimpan barang di tempat yang tepat, Seiso (bersih), membersihkan segala sesuatu, Seiketsu (rawat), memelihara kebersihan dan kerapian dan Shitsuke (rajin), melaksanakan 4S secara berulang-ulang dan terus mempertahankannya.

    Kemudian ditambah dengan prinsip negara jepang dengan Prinsip “5S Plus Plus” yaitu Tata tertib, dimana Orang Jepang tertib dalam antrean, naik lift, dan naik kereta api. Kemudian dalam hal Kebersihan, Orang Jepang menjaga kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya dan tidak ada sisa makanan. Kemudian dalam hal Pengendalian diri, Orang Jepang tidak tertawa, berteriak, atau menangis berlebihan. Prinsip di Sekolah, dimana Siswa di sekolah Jepang bertanggung jawab untuk membersihkan ruang kelas dan lingkungan sekolah. Dan yang terakhir adalah Nilai-nilai, dimana Disiplin dinegara Jepang juga terkait dengan kesetiaan kepada Mikado, pengorbanan diri untuk negara, dan pemujaan terhadap leluhur.

    Dari data Penelitian media Internasional tahun 2024 bahwa negara Jepang masuk dalam kategori 7 negara paling disiplin didunia. Dimana negara yang lain seperti Singapora, jepang, Swiss, Norwegia, Belanda dan negara Korea Selatan. Terus dimana posisi negara Indonesia?

    Kadang kita merasa malu sebagai warga negara Indonesia, karena budaya dinegara Indonesia yang terkenal “jam ngaret” masih dibawa dari nenek moyang hingga sekarang. Contohnya : ketika kita sudah janjian kepada teman atau kerabat, teman kita bertanya apakah sudah berangkat atau belum? Kemudian jawabannya adalah “otw yang artinya On The way” atau baru perjalanan, padahal sebenarnya dia masih berada dirumah.

    Menilik dari hal yang kecil tersebut, kemudian menjalar yang lebih besar seperti sewaktu Rapat, tender, Lelang dll. Ketika ada undangan Rapat, pada jam Indonesia pada jadwal Indonesia diundang jam 9 pagi, tetapi dimulainya baru jam 9.30 bahkan baru dimulai jam 10 pagi. Hal seperti ini kemudian menjadi membudaya dinegara Indonesia yang banyak dimaklumi oleh banyak orang.

    Tanpa kita sadari bahwa hal seperti perlahan membunuh mental warga negara Indonesia, secara tidak sadar kita sudah tertinggal jauh dengan negara yang lain. Bayangkan negara Singapora yang luas wilayahnya hanya 735,7 km² dengan Jumlah penduduk pada tahun 2023 sebesar 5,918 juta, tetapi negara mereka sangat maju serta sangat Makmur. Menurut Trading Economics bahwa Pendapatan per kapita di Singapura pada tahun 2023 mencapai 65.422,46 dolar AS, Angka ini setara dengan 518% dari rata-rata dunia. Ditambah dengan pengangguran dinegara Singapora digaji oleh negara, pemerintah Singapura memberikan tunjangan pengangguran sebesar S$6.000 atau sekitar Rp 74 juta per bulan selama enam bulan. Tunjangan ini diberikan melalui program SkillsFuture Jobseeker Support yang diluncurkan pada pertengahan April 2025.

    Hal ini berbanding terbalik dengan negara Indonesia, dimana luas wilayah Indonesia yang sangat luas 1,905 juta km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2023 menyentuh 281,2 juta. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bahwa Pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada tahun 2024 adalah Rp78,62 juta atau US$4.960,33. Tentunya hal ini sangat jauh dari kata Makmur dibandingkan dengan negara Singapora. Belum lagi jumlah data pengangguran dinegara Indonesia yang setiap tahun terus meningkat.

    Telusur punya telusur ternyata salah satu indicator yang mempengaruhi faktor tersebut adalah masaah kedisiplinan, Tingkat kedisiplinan dinegara SIngapora sangatlah tinggi dimana masuk dalam 7 negara terdisiplin di dunia. Tentunya masalah ini harus bisa menjadi evaluasi Bersama baik bagi warga negara Indonesia ataupun bagi pemangku jabatan.

    Di negara Indonesia pentingnya meluruskan serta merapikan kurikulum serta budaya pengajaran dari sejak dini, baik dari sejak Tingkat Paud, Playgroup, TK, SD, SMP, SMA hingga pada Tingkat perguruan tinggi. Pada usia dini hingga perguruan tinggi bahwa pihak sekolah wajib membudayakan budaya disiplin masuk dalam kurikulum wajib. Tentunya hal ini juga harus diimbangi dengan SDM pengajar yang memberikan contoh yang baik. Seperti mengacu pada prinsip negara Jepang yang merujuk pada 5S.

    Siswa yang terbiasa disiplin dalam belajar akan lebih siap untuk menghadapi tuntutan di dunia kerja, di mana ketepatan waktu dan tanggung jawab sangat dihargai. Lebih jauh lagi, budaya disiplin menciptakan lingkungan belajar yang teratur dan aman. Dalam suasana yang mendukung, siswa merasa nyaman untuk berkolaborasi dan berinteraksi dengan teman-teman dan guru mereka. Lingkungan ini memfasilitasi pengembangan keterampilan sosial yang penting, seperti komunikasi, empati, dan kerja sama. Ketika siswa dapat belajar dalam kondisi yang tenang dan kondusif, mereka akan lebih mudah menyerap pengetahuan dan mengembangkan kreativitas.

    Manfaat budaya disiplin di Indonesia apabila diterapkan dengan baik akan membuat manfaat terutama bagi peserta didik antara lain : Membentuk Karakter yang Kuat, Mendorong Kemandirian, Menanamkan Etika Kerja, Meningkatkan Konsentrasi dan Fokus, Menyiapkan Masa Depan yang Sukses, Mengurangi Potensi Perilaku Negatif dan Membangun Rasa Hormat dan Tanggung Jawab.

    Jadi, budaya disiplin di sekolah sangat penting untuk keberhasilan dan karakter bangsa.  Disiplin bukan hanya aturan; itu adalah fondasi yang mendukung pertumbuhan seseorang dan masyarakat secara keseluruhan.  Sekolah memberikan investasi yang sangat berharga untuk masa depan yang lebih baik dengan menerapkan budaya disiplin yang konsisten. Ini tidak hanya mendidik siswa untuk menjadi pintar, tetapi juga membentuk generasi yang memiliki rasa hormat, tanggung jawab, dan keinginan untuk berkontribusi bagi negara Indonesia.
    (Dr. Elinda Rizkasari.,S.Pd.,M.Pd
    Dosen prodi PGSD Unisri Surakarta / Red).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini