• Label

    Copyright © DETIK NUSANTARA NEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Ritual Sakral hingga Kendaraan Hias, Naik Dango II Tunjukkan Spirit Budaya Dayak di Pontianak

    Sabtu, 26 April 2025, April 26, 2025 WIB Last Updated 2025-04-26T14:18:07Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini



    Media DNN - Kalbar | Kota Pontianak kembali menjadi saksi kemeriahan budaya Dayak dalam gelaran Pawai Budaya Naik Dango II tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Pontianak, Sabtu (26/4/2025). Kegiatan ini bukan hanya menjadi ajang pelestarian warisan budaya lokal, tetapi juga menjadi medium strategis promosi pariwisata berbasis kearifan lokal.

    Ketua DAD Kota Pontianak, Yohanes Nenes, secara simbolis melepas rombongan peserta pawai dari kawasan Rumah Betang di Jalan Letjen Sutoyo. Rute pawai kemudian melintasi sejumlah jalan protokol seperti Jalan Ahmad Yani I dan Jalan Sultan Abdurrahman, sebelum akhirnya mencapai garis finis di Rumah Radangk, Jalan Sultan Syahrir.


    Meski hujan mengguyur saat pelepasan, antusiasme para peserta tak surut. Puluhan kendaraan hias dari enam kontingen DAD kecamatan se-Kota Pontianak tampil memukau, membawa ornamen khas, kostum adat, serta atraksi budaya yang menggambarkan kekayaan etnis Dayak di Kalimantan Barat.

    Dentuman musik tradisional menggema di sepanjang rute pawai, mengiringi langkah para penari dan pemusik yang menyatu dalam harmoni kultural. Pengamanan dan pengawalan jalannya kegiatan dilakukan oleh personel Polresta Pontianak, sementara dua unit pemadam kebakaran swasta disiagakan guna mendukung kelancaran acara.

    Ketua Panitia Naik Dango II, Vinsensius Lintas, menyampaikan bahwa kegiatan pawai merupakan bagian integral dari rangkaian perayaan Naik Dango yang mengakar kuat dalam budaya Dayak Kanayatn.

    "Agenda pawai budaya ini bertujuan mendukung promosi pariwisata budaya di Pontianak sekaligus mengenalkan kekayaan tradisi Dayak kepada masyarakat luas, termasuk wisatawan. Partisipasi aktif dari enam DAD kecamatan dan sanggar-sanggar budaya adalah cerminan komitmen bersama menjaga dan merawat jati diri budaya kita," ujar Vinsensius.

    Usai pawai, prosesi dilanjutkan dengan ritual adat Ngantat Panompok, yakni seremoni sakral yang melambangkan penghormatan terhadap hasil pertanian. Enam kontingen DAD kecamatan berpartisipasi dalam prosesi ini, diiringi musik tradisional seperti gamelan bambu dan suling Dayak.

    Ngantat Panompok, secara filosofis berarti “mengantar hasil panen ke tempat penyimpanan” — sebuah ekspresi rasa syukur kepada Jubata (Tuhan) dan para leluhur atas keberhasilan musim tanam tahun lalu. Dalam prosesi ini, digelar pula tarian panompok sebagai simbol penghormatan dan doa untuk musim tanam berikutnya.

    "Ritual ini bukan sekadar tradisi, melainkan pengingat historis tentang perjuangan leluhur Dayak, dari menanam hingga memanen. Prosesi ini sekaligus mengajarkan nilai-nilai spiritual dan ekologis yang sudah diwariskan turun-temurun," terang Vinsensius.

    Pawai budaya dan ritual adat turut dihadiri tamu lintas etnis serta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Pontianak, memperkuat nilai keberagaman dan kohesi sosial antarwarga.

    Panitia mengapresiasi dukungan Polresta Pontianak dan seluruh pihak yang turut menyukseskan rangkaian kegiatan Naik Dango II. Di akhir acara, panitia juga mengimbau seluruh peserta dan masyarakat untuk terus menjaga kondusivitas, kebersihan, serta nilai-nilai toleransi yang telah menjadi fondasi kehidupan berbudaya di Kota Pontianak. (Jn//98 / Red).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini